Kata orang cari kerja makin lama makin susah. Benarkah? Bisa jadi iya. Khususnya bagi yang tidak menguasai cara melamar kerja yang efektif.
Kalau melihat data BPS sepanjang tahun 2019, jumlah pengangguran di Indonesia berkisar di angka 7-8 juta orang. Ini artinya setiap lowongan kerja akan diperebutkan oleh 8 juta orang! Ya, persaingan makin ketat. Mereka yang masih menggunakan cara-cara lama pasti akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Supaya cepet dapet kerja, kamu harus menguasai cara melamar kerja yang kekinian dan terbukti ampuh.

Seperti Apa Cara Melamar Kerja yang Efektif di 2020?
Berdasarkan pengalaman dan riset yang mendalam, di bawah ini saya berikan penjelasan tentang bagaimana cara melamar kerja yang efektif, yang bisa secara signifikan meningkatkan peluangmu untuk diterima kerja. Yuk simak langkah-langkahnya sebagai berikut:
.
1. Tujuan atau Visi Karir yang Jelas
Kebanyakan pelamar kerja, khususnya yang sudah lama nganggur, biasanya mereka main palugada (apa lu mau gua ada)—alias kerjaan apapun mereka kejar. Terus terang ini justru SALAH! Ketika kamu main palugada, kamu jadi tidak fokus. CV yang kamu siapkan jadinya kurang tajam karena kamu berusaha agar CV kamu bisa cocok untuk semua jenis pekerjaan. Makin kentara lagi nanti waktu wawancara. Mereka yang tidak punya tujuan atau visi karir yang jelas, hampir selalu wawancaranya amburadul dan tidak meyakinkan.
Jadi rahasia cara melamar kerja yang efektif dimulai dari punya tujuan atau visi karir yang jelas. Untuk itu kamu perlu menggali dan mengenali potensi diri—kamu itu bakatnya apa, kelebihannya apa, dan kekuatannya di mana. Kalau sudah ketemu, selanjutnya tentukan 2-3 jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi diri tersebut.
Misalnya saja si Ucok yang punya bakat menulis dan menggambar. Dalam hal ini, sangat tepat kalau Ucok mengincar karir sebagai Copywriter, Designer, atau Content Creator. Tidak perlu Ucok tergiur untuk menjadi Programmer hanya karena temannya bilang gaji Programmer tinggi. Sudah sering terjadi mereka yang memaksakan diri bekerja di bidang yang tidak mereka sukai dan kuasai, pada akhirnya resign dalam waktu singkat.
Jadi sekali lagi, langkah awal dalam mencari kerja adalah dengan terlebih dahulu memiliki kejelasan tentang jenis pekerjaan yang ingin kamu raih. Tentukan dua atau maksimal tiga posisi yang sesuai dengan potensi diri kamu.
.
2. CV (Curriculum Vitae) yang Relevan dan Singkat
Sebagai HRD, saya sering menyaksikan bagaimana sebagian besar berkas lamaran berakhir di tempat sampah tanpa pernah benar-benar dibaca. Kenapa? Menurut saya kesalahan paling mendasar dari sebuah CV adalah apa yang tertulis di CV tersebut tidak relevan dengan posisi atau jabatan yang sedang dilamar. Misalnya: seseorang yang melamar kerja sebagai Programmer tapi di CV-nya dia menulis pernah bekerja sebagai Penyiar Radio. Ga ada relevansinya sama sekali! Inilah yang saya maksud sebagai CV yang tidak relevan.
Bagi seorang HRD, CV yang bagus adalah CV yang isinya benar-benar sesuai dan sejalan dengan posisi atau jabatan yang dilamar. Kalau kamu melamar posisi Programmer, maka kamu cukup menampilkan pengalaman kerja, sertifikat, dan seminar atau workshop yang memang berhubungan dengan dunia programming. Fakta bahwa kamu pernah mendapat sertifikat Diving TIDAK perlu kamu tampilkan—walaupun itu sertifikat mahal dan bergengsi.
Ketika kamu benar-benar selektif terhadap apa-apa yang kamu cantumkan di CV, otomatis CV kamu tidak akan terlalu panjang. Idealnya CV itu cukup 2 halaman saja. CV yang terlalu panjang (berhalaman-halaman), hanya akan menyulitkan HRD dalam memeriksa.
Apalagi kalau panjang dan isinya banyak yang tidak relevan. Bikin pusing HRD saja! CV-CV seperti inilah yang hanya akan dibaca sekilas untuk kemudian langsung masuk tempat sampah.
.
3. Tips Dahsyat Cara Melamar Kerja: Cover Letter (Surat Lamaran) yang Bercerita
Entah karena sudah terbiasa nyontek template, atau mungkin di sekolah memang diajarinya seperti itu, kebanyakan cover letter yang pernah saya baca pasti isinya mirip-mirip. Umumnya diawali seperti ini:
Sehubungan dengan iklan lowongan kerja yang dimuat di koran Kompas, maka dengan ini saya mengajukan lamaran kerja untuk bagian Customer Service. Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan berkas-berkas pendukung: …
Gimana, familiar ga dengan kalimat di atas? Atau jangan-jangan selama ini kamu bikin cover letter-nya juga seperti itu?
Bayangkan seandainya sebagian besar lamaran yang masuk isinya kurang lebih sama seperti itu. Bagian HRD pasti lama-lama bosan juga bacanya!
Nah supaya HRD antusias ketika membaca lamaran kamu, cover letter kamu harus unik, kreatif, namun tetap original. Artinya informasinya jujur, tidak dibuat-buat, dan dikemas dalam bentuk cerita yang menarik.
Misalnya untuk pembuka, kamu bisa memulainya seperti ini:
Perkenalkan saya Ratih, anak pertama dari 3 bersaudara. Sejak kecil saya sering membantu Ibu menjaga toko kelontong sepulang sekolah. Pengalaman menjaga toko kelontong inilah yang membuat saya secara tidak langsung belajar banyak tentang Customer Service—bagaimana menyapa, berinteraksi, dan melayani pelanggan. Itulah kenapa selepas SMP saya tertarik untuk masuk ke SMK jurusan Akomodasi Perhotelan. Kini setelah lulus SMK, saya berminat besar untuk berkarir di bagian Customer Service.
Gimana, kerasa kan bedanya dibandingkan dengan yang pertama tadi?! Ketahuilah bahwa in adalah salah satu tips cara melamar kerja yang ampuh namun jarang diajarkan di sekolah-sekolah (tanya kenapa?).
Cover letter yang mampu bercerita dengan menarik, akan membuat HRD antusias untuk membaca berkas lamaran dengan seksama. Sehingga peluang lolos ke tahap berikutnya semakin besar.
Jadi, mulailah berlatih membuat cover letter yang menarik. Sudahi kebiasaan membuat cover letter yang standar dan template. Satu-satunya batasan adalah usahakan cover letter kamu maksimal 2 halaman saja. Ingat, jangan bikin HRD susah.
.
4. Ubah ke Format PDF dan Melamar Secara Online
Saat ini bisa dibilang lebih dari 90% info lowongan kerja tersedia secara online. Dan sebagian besar dari lowongan kerja ini bisa dilamar secara online juga. Ini tentu hal yang bagus dan menguntungkan buat kamu karena kamu bisa lebih ngirit. Tidak perlu lagi ada biaya untuk nge-print, beli amplop, ataupun beli perangko untuk mengirim berkas lamaran kerja.
Oleh karena itu kamu perlu mengubah semua dokumen lamaran kerja kamu ke format digital, yaitu format PDF. Hal yang terpenting di sini adalah usahakan semua dokumen lamaran kamu ukuran file totalnya kurang dari 2 MB. Jadi:
Cover Letter + CV + Portfolio (kalau ada) + Lampiran (kalau ada) < 2MB
Ini krusial karena ukuran file yang terlalu besar akan membuat HRD sulit dalam men-download sehingga bukan tidak mungkin berkas lamaran kamu malah akhirnya tidak dibaca sama sekali. Pokoknya jangan pernah bikin susah HRD.
Ketika semua dokumen lamaran kerja sudah terdigitalisasi, selanjutnya mulailah berburu lowongan kerja yang sesuai dengan target kamu (sesuai poin 1 di atas). Ingat sekali lagi, fokuslah pada posisi atau jabatan yang memang sesuai dengan potensi diri kamu. Jangan mudah tergoda dengan lowongan kerja lainnya. Kalau memang posisi yang diincar belum tersedia, bersabarlah. Terus googling dan browsing ke portal-portal lowongan kerja. Yakinlah dalam 1-2 minggu posisi yang kamu incar pasti tersedia. Kalau sudah ketemu, jangan tunda-tunda lagi. Langsung apply!
.
5. Persiapkan Diri Untuk Wawancara (Interview)
Kalau kamu sudah melakukan semua langkah di atas dengan benar, percayalah kamu mempunyai peluang SANGAT besar untuk lolos ke tahap berikutnya, yaitu tahap wawancara. Maka dari itu, terlepas kamu sudah dipanggil wawancara atau belum, kamu perlu berlatih untuk menghadapi wawancara.
Hal pertama yang perlu dilatih adalah meningkatkan kemampuan berbicara. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan simulasi wawancara (bergantian dengan teman misalnya), sambil direkam pake hape. Dengan adanya rekaman ini, kamu dan temanmu bisa saling me-review dan mengoreksi—mana pengucapan yang kurang jelas, mana intonasi yang kurang pas, mana volume yang terlalu keras, dll.
Menurut Albert Mehrabian dalam bukunya Silent Messages, komunikasi yang kita sampaikan akan dinilai: 7% dari kata-kata, 38% dari nada suara, dan 55% dari bahasa tubuh. Untuk itu kamu perlu juga melatih gerak dan bahasa tubuh. Cara paling mudah adalah dengan berlatih di depan cermin. Kamu bisa langsung menilai sendiri bagaimana gerakan tangan, pandangan mata, dan mimik wajah saat berbicara atau saat menjawab pertanyaan.
Terakhir, ketika akhirnya kamu dipanggil wawancara, jangan lupa untuk istirahat yang cukup agar kondisi tubuh fit dan otak fresh. Di hari-H, pastikan datang tepat waktu. Lebih baik hadir lebih awal dan menunggu, daripada datang terlambat.
.
Penutup Cara Melamar Kerja Yang Efektif
Memang benar persaingan untuk mendapatkan pekerjaan saat ini semakin ketat. Namun dengan strategi dan persiapan yang tepat, kamu bisa mempunyai keunggulan kompetitif dibanding pelamar lain.
Ingat, kunci kesuksesan adalah tetap membumi dan terus belajar. Jika hari ini kamu berhasil, jangan sombong. Terus tingkatkan kapasitas diri agar di masa depan kamu bisa meraih sukses yang lebih besar lagi. Jika hari ini kamu gagal, tetaplah optimis. Belajarlah dan perbaiki apa-apa yang menurutmu menjadi biang kegagalan tersebut.
Pada akhirnya, mereka yang benar-benar gagal adalah mereka yang behenti belajar.
Cheers! 😊